Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bukan puisi, Mengenang 6 tahun gempa Jogja



Tidak mengunci pintu kamar kos 
menjadi anugrah ketika gempa 
menjeput kami.... 


1 menit berlalu penuh perjuangan, 
menyelamatkan diri
berharap ada kesempatan hidup 
hanya namaMU yang aku sebut
Alloh Alloh Alloh *kiamat-kiamat


10 menit berlalu,
penuh haru...
gedung-gedung roboh
pohon tumbang
ada anak kehilangan bapaknya
adik kehilangan kakak
ada banyak nyawa yang kembali padaNYA
isak tangis mengganti gelak tawa


30 menit berlalu,
isu tsunami membuat kami panik
kocar-kacir kalang kabut
jalanan menjadi lautan manusia 
ada yang lari sekuat tenaga
ada yang diam tak berdaya


isu semakin menjadi-jadi
ngawur, kondisi tak terkendali
dari utara merapi
dari selatan tsunami


tubuhku gemetaran
jantungku berdetak sangat cepat
nyaliku menciut
aku tak tahu apa mauku
aku tak peduli apa maumu
aku hanya ingin selamat
menyelamatkan diri versi II
dan ternyata, 
kali ini hanya pasrah
berharap khusnul khatimah


aku selamat kawan.... alhamdulillah


mengenang #6thngempajogja
Jogja berhati nyaman

Posting Komentar untuk "Bukan puisi, Mengenang 6 tahun gempa Jogja"